Peran Industri Pendukung terhadap Pertumbuhan Industri
Industri pendukung sering dianggap sebagai tulang punggung yang memungkinkan industri primer tumbuh secara lebih stabil. Dalam konteks industri pulp & paper, salah satu industri pendukung yang sangat vital adalah industri garam industri. Garam industri bukan sekadar bahan pelengkap, tetapi komponen penting dalam berbagai proses kimia dasar yang mendasari produksi pulp dan kertas.
Garam industri digunakan dalam teknologi chlor-alkali plant (CAP) untuk menghasilkan bahan pendukung dalam produksi pulp & paper. Bahan kimia yang terbentuk adalah klorin (Cl₂), natrium hidroksida (NaOH), dan hidrogen (H₂) melalui elektrolisis larutan garam (NaCl). Produk kimia tersebut sangat penting untuk tahap pemutihan (bleaching), kontrol pH, dan proses pemrosesan serat kayu dalam pembuatan pulp dan produksi kertas.
Untuk mendukung kelancaran produksi pada industri pulp & paper, dibutuhkan garam industri yang tepat secara kuantitas maupun kualitas. Tanpa pasokan garam industri dengan spesifikasi yang tepat — seperti NaCl dengan kadar tidak kurang dari 97 % dengan kadar air tidak lebih dari 2,5 % serta kandungan kalsium/magnesium minimal — kualitas pemrosesan pulp & paper bisa terganggu karena produk kimia yang dihasilkan menjadi kurang efisien atau menyebabkan residu yang merugikan. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyebut kebutuhan rata-rata garam industri untuk sektor pulp & kertas hingga sekitar 760.000 ton per tahun.
Saat ini, kebutuhan garam industri belum dapat dipenuhi oleh produksi domestik mengingat kapasitas produksi domestik yang terbatas dan kualitas garam produksi domestik yang tidak memenuhi standar industri. Hal ini berdampak pada tren kenaikan impor garam industri yang tentu saja berpotensi terpapar risiko fluktuasi harga, biaya logistik tinggi, pungutan bea masuk, dan risiko nilai tukar. Ke depan, ketika industri pulp dan paper tumbuh seiring hilirisasi ke produksi kertas dan packaging, permintaan garam industri dipastikan juga meningkat. oleh karenanya, penguatan industri pendukung menjadi prioritas utama untuk meminimalisir risiko rantai pasok.
Kaji ulang rantai pasok industri Indonesia dalam upaya debottlenecking pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menjadi prasyarat. Pemetaan dan penataan rantai pasok industri di Indonesia diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi industri dan hilirisasi komoditas utama.



