FLPP & Program 3 Juta Rumah: Merajut Asa dan Cita-Cita Untuk Masa Depan

Suatu sore di kawasan Tanjung Morawa, seorang ibu muda berdiri di pinggir jalan, menggendong anaknya yang tertidur pulas. Di sampingnya, tergeletak plastik besar berisi barang-barang rumah tangga. Ia baru saja pindah kontrakan karena harga sewanya naik. Sambil menatap jalanan yang macet, ia berbisik lirih “Entah sampai kapan saya begini… Pindah-pindah rumah, merasa tak punya tempat tetap.”

Bagi sebagian besar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki rumah layak masih terasa seperti mimpi yang jauh. Harga rumah terus melambung, sementara kenaikan penghasilan berjalan perlahan. Namun, mimpi itu bukanlah sesuatu yang mustahil diwujudkan, terutama lewat peran pemerintah dalam mendorong akses pembiayaan perumahan melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Program 3 Juta Rumah.

FLPP ibarat “penopang” bagi MBR yang ingin membeli rumah. Melalui FLPP, pemerintah menyediakan dana murah kepada bank penyalur, sehingga bank dapat menyalurkan KPR dengan bunga rendah — hanya 5% tetap hingga lunas — tenor panjang hingga 20 tahun, dan uang muka yang lebih ringan. Inilah yang membuat cicilan rumah menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat yang sebelumnya kesulitan mengakses kredit perumahan komersial.

Sejalan dengan program asta cita dalam mendukung perekonomian yang inklusif, program FLPP semakin diperkuat. Kuota FLPP nasional yang pada 2024 ditetapkan sebesar 220.000 unit rumah, diperkirakan naik hingga menjadi 350.000 unit pada 2025. Kenaikan ini menjadi sinyal kuat komitmen pemerintah memperluas akses rumah layak bagi MBR, sekaligus menjaga daya dorong sektor properti nasional.

Kabar baik juga datang dari Provinsi Sumatera Utara. Pada bulan Juli 2025, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk mendukung Program 3 Juta Rumah. Dalam MoU tersebut, Menteri PKP mengalokasikan kuota FLPP bagi 15.000 unit rumah subsidi di Sumatera Utara. Jumlah ini diharapkan mampu membantu menekan angka backlog perumahan yang masih cukup tinggi di provinsi tersebut, sekaligus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.

FLPP dan Program 3 Juta Rumah bukan sekadar urusan atap dan tembok. Sektor perumahan memiliki efek domino yang signifikan. Setiap rumah yang dibangun menggerakkan berbagai sektor: semen, baja, tenaga kerja konstruksi, hingga industri perabot rumah tangga. Dalam konteks ekonomi Sumatera, ini menjadi peluang besar untuk menggerakkan lapangan kerja lokal, meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah.

Dalam pelaksanaannya, program ini tentu tidak selalu berjalan mulus. Tantangan besar masih menghadang, seperti keterbatasan lahan, kenaikan harga material, proses perizinan yang kerap berbelit, hingga menjaga kualitas rumah agar tetap layak huni. Di sisi lain, literasi keuangan masyarakat juga perlu terus ditingkatkan, agar mampu memanfaatkan program ini secara bijak tanpa terjebak gagal bayar.

Namun demikian, seiring dengan komitmen pemerintah, lembaga keuangan, dan seluruh pihak terkait, ada secercah harapan yang semakin terang. FLPP dan Program 3 Juta Rumah menjadi bukti nyata hadirnya negara, agar mimpi MBR memiliki rumah sendiri bukan lagi sekadar angan, melainkan kenyataan yang memberikan rasa nyaman.

 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments