Penerapan EOR sebagai Upaya Revitalisasi Lapangan Migas di Indonesia

Penurunan produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia telah menjadi perhatian utama dalam beberapa dekade terakhir, mengingat peran vital sektor ini dalam perekonomian nasional dan ketahanan energi. Sejak mencapai puncaknya pada tahun 1990-an dengan produksi sekitar 1,6 juta barel per hari (bph), output minyak Indonesia mengalami penurunan drastis hingga di bawah 600 ribu bph pada tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya cadangan di lapangan-lapangan migas dan kurangnya investasi dalam eksplorasi dan pengembangan lapangan baru. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia mendorong perbaikan produktivitas lifting dan menargetkan peningkatan produksi minyak hingga satu juta bph pada tahun 2030. ​

Salah satu pendekatan yang diadopsi untuk mencapai target tersebut adalah penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), dengan tujuan meningkatkan perolehan minyak dari reservoir yang telah mengalami penurunan produksi. EOR mencakup berbagai metode, seperti injeksi uap (steam flooding), injeksi gas (gas injection), dan injeksi bahan kimia (chemical injection), yang masing-masing memiliki mekanisme tersendiri dalam meningkatkan mobilitas dan ekstraksi minyak dari formasi geologi.​

Penerapan EOR di Indonesia menunjukkan hasil yang beragam. Metode injeksi uap, misalnya, telah diterapkan di Lapangan Duri dan Minas, yang dikenal dengan karakteristik minyak beratnya. Injeksi uap membantu menurunkan viskositas minyak, sehingga memudahkan alirannya ke sumur produksi. Namun, metode ini memerlukan infrastruktur dan sumber daya energi yang signifikan, sehingga menimbulkan tantangan tersendiri dalam operasionalnya.​ Selain itu, metode injeksi gas, khususnya CO₂, mulai diujicobakan di beberapa lapangan. Pada Desember 2023, PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Japan Petroleum Exploration Co., Ltd. (JAPEX) dan Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) memulai uji coba injeksi CO₂ di Lapangan Sukowati, Jawa Timur. Uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas CO₂ dalam meningkatkan perolehan minyak serta potensi penyimpanan karbon di bawah permukaan. Hasil awal dari uji coba ini diharapkan dapat memberikan data penting untuk pengembangan proyek EOR berbasis CO₂ di masa mendatang.​

Implementasi EOR di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan. Dari segi teknis, karakteristik geologi yang kompleks dan heterogen memerlukan penyesuaian metode EOR yang tepat untuk setiap lapangan. Selain itu, kebutuhan akan teknologi canggih dan tenaga ahli yang berpengalaman menjadi faktor penentu keberhasilan penerapan EOR. Dari sisi regulasi, proses perizinan yang relatif panjang seringkali dipandang menahan laju implementasi proyek EOR. Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi adanya sekitar 320 izin yang diperlukan dalam sektor migas dan berencana menguranginya menjadi 140 izin untuk mempercepat proses eksplorasi dan produksi. Dari perspektif fiskal, skema bagi hasil yang dipandang kurang menarik serta minimnya insentif pajak dan fiskal dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi dalam proyek EOR yang membutuhkan modal besar. Selain itu, keterbatasan infrastruktur pendukung dan ketergantungan pada impor bahan kimia serta peralatan khusus untuk EOR dapat menyebabkan peningkatan biaya dan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.​

Diperlukan strategi komprehensif guna mengatasi berbagai tantangan dalam mengoptimalkan penerapan EOR di Indonesia. Pertama, pengembangan infrastruktur dan teknologi harus menjadi prioritas, dengan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi EOR yang sesuai dengan karakteristik reservoir di Indonesia, serta pembangunan infrastruktur pendukung yang memadai. Kedua, reformasi regulasi dan pemberian insentif fiskal yang menarik bagi investor perlu dilakukan untuk mendorong investasi dalam proyek EOR. Ketiga, kolaborasi dan kemitraan antara perusahaan migas nasional dan internasional, institusi penelitian, serta pemerintah akan mempercepat transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang EOR.​

Ke depan, penerapan teknologi EOR di Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk meningkatkan produksi minyak nasional, khususnya dari lapangan migas yang telah matang. Namun, berbagai tantangan teknis, regulasi, fiskal, dan rantai pasok perlu diatasi melalui strategi yang terintegrasi dan kolaboratif. Dengan demikian, EOR dapat menjadi solusi efektif dalam mendukung ketahanan energi nasional Indonesia.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments