Permintaan Domestik Mendukung Penguatan Intermediasi Perbankan Sumatera
Di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi Sumatera pada Triwulan III 2024, intermediasi perbankan masih kuat dengan dukungan permintaan domestik khususnya investasi. Optimisme terhadap perekonomian Sumatera ditandai dengan pertumbuhan kredit investasi yang cukup kuat pada Agustus 2024. Hal ini ditengarai turut dipengaruhi oleh transisi pemerintahan yang berjalan baik dengan Pemilu satu putaran. Kinerja positif kredit investasi juga sangat berbeda dengan kontraksi pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi pada sektor pertanian terindikasi tumbuh positif, didorong oleh investasi perkebunanan kelapa sawit seiring ekspansi perusahaan CPO ditengah permintaan eksternal maupun domestik yang kuat.
Secara umum, terjaganya permintaan domestik juga tercermin dari pertumbuhan kredit konsumsi yang masih kuat. Salah satunya dari kredit pemilikan rumah yang tumbuh tinggi, khususnya pada KPR tipe menengah[1]. Selain itu, kredit kendaraan bermotor juga tumbuh positif, utamanya dikontribusikan oleh kredit kendaraan roda empat. Pertumbuhan kredit konsumsi ini cukup sejalan dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih optimis hingga Agustus 2024. Perkembangan kredit konsumsi turut didukung oleh tingkat risiko kredit yang terjaga, termasuk pada kredit konsumtif rumah tangga.
Di sisi lain, kredit produktif rumah tangga mengalami pelambatan. Hal tersebut sejalan dengan itu tren pelemahan kredit UMKM sepanjang 2024. Sektor perdagangan yang memiliki pangsa kredit UMKM paling besar tumbuh relatif terbatas. Risiko kredit yang meningkat pada kredit UMKM ditengarai juga berpotensi menyebabkan perbankan lebih berhati-hati dalam menjaga tingkat risiko portofolionya.
Secara sektoral, sektor industri pengolahan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit di Sumatera. Disamping itu, kredit di sektor pertanian dan pertambangan juga tumbuh lebih kuat. Pertumbuhan kredit sektor pertanian didorong oleh ekspansi perusahaan kelapa sawit. Sementara pertumbuhan kredit sektor pertambangan seiring dengan penguatan permintaan migas dan batubara. Di sisi lain, kredit sektor perikanan serta akomodasi makan dan minum mengalami pelambatan. Kredit sektor konstruksi juga masih terkontraksi, yang menahan laju pertumbuhan kredit di wilayah Sumatera.
Kuatnya pertumbuhan kredit di Sumatera secara umum didukung juga oleh likuiditas perbankan yang ample.Hal ini tercermin dari dana pihak ketiga yang melanjutkan tren positif. Secara keseluruhan, tingkat risiko kredit masih terjaga dengan non performing loan di bawah ambang batas 5%. Perkembangan positif di sisi intermediasi perbankan ini menjadi landasan dari prospek ekonomi Sumatera yang lebih kuat di Semester II 2024.
[1] KPR Tipe Menengah merupakan KPR Tipe 21 s.d 70