Latar Belakang
Wilayah Sumatra mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,48% (yoy) di triwulan III 2024. Meski relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya, kinerja ekonomi tersebut masih berada di bawah kinerja perekonomian nasional yang tumbuh 5,05% (yoy) pada periode yang sama. Dari sisi inflasi, wilayah Sumatera mencatatkan inflasi IHK sebesar 1,60% (yoy) pada 2024, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy). Sejumlah permasalahan struktural maupun siklikal masih dihadapi perekonomian Sumatera, yang membutuhkan adanya sinergi dan inovasi kebijakan untuk transformasi struktural. Dalam jangka pendek, di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global, berbagai upaya dibutuhkan untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera yang masih berbasis SDA. Hal ini dalam rangka menjaga resiliensi dan sustainabilitas perekonomian domestik, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja dan menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di wilayah Sumatera.
Transformasi struktural pada Lapangan Usaha (LU) Pertanian dan Manufaktur di Sumatera perlu menjadi prioritas. Wilayah Sumatera mencatatkan pertumbuhan LU Pertanian sebesar 1,61% (yoy) pada triwulan III 2024, lebih rendah dari tahun 2023 sebesar 3,14% (yoy). Tantangan utama bersumber dari terbatasnya perbaikan produktivitas, di tengah berlangsungnya alih fungsi lahan di subsektor pertanian pangan. Sementara itu, LU Manufaktur dengan pangsa ekonomi terbesar kedua setelah LU Pertanian, juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang membutuhkan dukungan pada peningkatan aspek produktivitas (A), kapasitas (K) serta tenaga kerja/labor (L). Peningkatan investasi baik dari dukungan pemerintah maupun swasta turut menjadi kunci transformasi struktural di kedua LU terbesar Sumatera tersebut, termasuk dalam mendorong program hilirisasi SDA yang meningkatkan nilai tambah ke perekonomian.
Dalam kaitan tersebut, diperlukan inovasi yang strategis, terintegrasi, dan dapat diimplementasikan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya ekonomi, baik pada subLU pertanian pangan dari hulu hingga hilir maupun LU manufaktur. Dukungan dari bauran kebijakan dipandang krusial dalam konteks pembangunan ekonomi daerah ataupun regional, baik dari sisi kebijakan makro (moneter-makroprudensial-fiskal) maupun sektoral. Penguatan bauran kebijakan perekonomian daerah ini sangat membutuhkan sinergi baik dari kalangan pemerintah, akademisi, maupun khalayak umum. Upaya tersebut perlu dilengkapi dengan solusi konkrit dan strategis yang dihimpun dari pemikiran inovatif seluruh stakeholders terkait.
6th SUMATRANOMICS 2025 sebagai flagship event yang diinisiasi dan dikelola Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara, bertujuan untuk memberikan wadah dalam mendorong penciptaan strategi dan inovasi kebijakan yang memberikan manfaat pada perekonomian wilayah Sumatera. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu strategis perekonomian di wilayah Sumatra yang membutuhkan solusi berbasis riset. Lebih lanjut, hasil pemikiran yang dituangkan dalam karya ilmiah pada Sumatranomics 2025 juga akan menjadi landasan dalam sinergi kebijakan yang mendukung fungsi advisory Bank Indonesia kepada Pemerintah baik di tingkat regional Sumatera maupun Pemerintah Pusat.
Rangkaian kegiatan 6th SUMATRANOMICS akan melibatkan kalangan akademisi, peneliti, pengamat ekonomi, praktisi, pelaku ekonomi, dan mahasiswa/i. Kegiatan Call for Paper yang memasuki tahun keenam pada 2025, ditargetkan untuk menjaring karya ilmiah terbaik dan relevan dengan isu strategis perekonomian wilayah Sumatera, serta mendukung perumusan kebijakan terkait (research-based policy). Adapun tema yang diangkat pada 2025 adalah sinergi memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi di wilayah Sumatera. Keterlibatan seluruh stakeholders di wilayah Sumatera akan diupayakan, disamping kerjasama strategis yang telah berlangsung dalam 5 tahun terakhir dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).