Optimalisasi Investasi di Sektor Pariwisata Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Dengan Kekayaan alam yang melimpah mulai dari pegunungan, hutan hujan tropis, danau, hingga pantai-pantai indah, Sumatera menjadi tujuan potensial bagi pengembangan pariwisata. Hal ini tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2024 yang diprakirakan mencapai 149,75 juta orang dan wisatawan mancanegara sebesar 2,07 juta orang (BPS, 2024). Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera, optimalisasi investasi di sektor pariwisata menjadi langkah strategis yang dapat membuka banyak peluang, tidak hanya bagi perekonomian lokal, tetapi juga secara nasional.

Kunjungan wisatawan di Sumatera saat ini didominasi pada destinasi pariwisata unggulan dan penyelenggaraan event yang termasuk Kharisma Event Nusantara (KEN). Adapun destinasi pariwisata yang sudah dikenal secara global, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Pulau Weh di Aceh, Bukit Tinggi dan Harau di Sumatera Barat. Lebih lanjut, keanekaragaman budaya, tradisi lokal, dan kuliner khas yang unik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun internasional. Pada tahun 2024, Sumatera memiliki 32 event yang termasuk pada KEN angka tersebut lebih tinggi disbanding tahun 2023 yang mencapai 27 event (Kemenparekraf, 2024). Namun, potensi tersebut dapat lebih dioptimalkan melalui pengelolaan destinasi yang lebih baik, peningkatan aksesibilitas bagi wisatawan, dan penyelesaian proyek strategis. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan kinerja sektor pariwisata di Sumatera adalah melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diharapkan dapat memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Saat ini, Sumatera memiliki beberapa KEK Pariwisata dan KSPN yang potensial seperti KEK Tanjung Kalayang, KEK Nongsa, dan KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam, dan KSPN Danau Toba. Melalui KEK tersebut diperkirakan dapat mendorong peningkatan perekonomian daerah melalui pembukaan lapangan kerja sebanyak 125.406 orang. Adapun pengembangan tersebut masih terus berlanjut dengan perkiraan investasi yang dibutuhkan mencapai Rp55,97 triliun (Dewan Nasional KEK, 2024). Melalui Pembangunan tersebut diharapkan dapat mendorong efek pengganda pada perekonomian di Sumatera seperti bidang perhotelan, transportasi, restoran, maupun sektor jasa lainnya. Selain itu, peningkatan kunjungan wisatawan akan meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak, retribusi, dan kontribusi ekonomi lainnya. Lebih lanjut, sektor pariwisata yang berkembang juga akan memberikan peluang bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah untuk tumbuh melalui penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan.

Aksesibilitas wisatawan melalui infrastruktur jalanan menuju destinasi wisata juga perlu ditingkatkan untuk memberikan kemudahan dalam berkunjung. Saat ini pengembangan aksesibilitas utama di Sumatera untuk mendukung sektor pariwisata adalah Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan menghubungkan provinsi-provinsi yang ada di Sumatera. Investasi pada JTTS ini dibutuhkan untuk mendorong akselerasi penyelesaian dan peningkatan kinerja pariwisata melalui implementasi paket wisata antar provinsi. Lebih lanjut, kunjungan wisatawan yang meningkat melalui pemanfaatan JTTS ini diperkirakan tidak hanya untuk wisatawan nusantara namun juga wisatawan mancanegara seiring dengan pembukaan rute penerbangan baru di tahun 2025 ke beberapa provinsi seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Related Article

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments