Upaya Mendukung Akselerasi Digitalisasi Destinasi Wisata Super Prioritas Danau Toba
Sumatera dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan destinasi wisata unggulan di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Bintan di Kepulauan Riau, Belitung di Bangka Belitung, Bukittinggi di Sumatera Barat, serta Danau Toba di Sumatera Utara yang ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester I tahun 2025 jumlah kunjungan wisatawan domestik menuju Danau Toba meningkat signifikan dari 2,77 juta menjadi 3,20 juta wisatawan, atau tumbuh 15,30% (yoy). Pertumbuhan serupa juga terjadi pada kunjungan wisatawan mancanegara, di mana jumlah kedatangan melalui Bandara Kualanamu tercatat mencapai 133.513 wisatawan asing, atau tumbuh 14,10% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara tersebut menunjukkan besarnya potensi akselerasi digitalisasi sistem pembayaran di kawasan destinasi wisata, baik dari sisi merchant atau pelaku usaha, moda transportasi, hingga destinasi wisata unggulan. Tren ini juga didukung dengan semakin maraknya penyelenggaraan event berskala nasional dan internasional di kawasan Danau Toba.
Hingga Agustus 2025, transaksi menggunakan QRIS di kawasan Danau Toba tercatat mencapai 8,13 juta transaksi, atau tumbuh 197,35% (yoy) dengan nilai nominal transaksi mencapai Rp867,54 miliar atau meningkat 180,79% (yoy). Sementara itu, jumlah merchant QRIS mencapai 166.144 merchant, tumbuh 21,86% (yoy). Namun demikian, secara spasial pemanfaatan QRIS di masing-masing kabupaten di sekitar Danau Toba masih perlu dioptimalkan, sejalan dengan upaya mendorong perluasan QRIS Cross-Border di kawasan Danau Toba.
Untuk mendorong akselerasi digitalisasi di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, telah dipetakan sejumlah strategi yang mencakup langkah jangka pendek serta jangka menengah dan panjang. Dari sisi jangka pendek, upaya perluasan dilakukan melalui penguatan kolaborasi program unggulan daerah dalam rangka perluasan QRIS Cross-Border, di antaranya melalui penyelenggaraan F1 Powerboat, Aquabike Jetski, Trail of the King Toba, Toba Jou Jou, serta Festival Bunga & Buah Tanah Karo dan lainnya. Selain itu, peningkatan realisasi atau pemanfaatan kanal non-tunai juga didorong melalui penerbitan regulasi daerah dan pemberian insentif bagi pelaku usaha, disertai perluasan implementasi QRIS Cross-Border bersinergi Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA). Strategi lainnya yaitu pelaksanaan edukasi dan sosialisasi QRIS secara berkelanjutan melalui pendekatan below the line dan above the line untuk meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat dan pelaku wisata. Sementara itu, dalam jangka menengah dan panjang, fokus diarahkan pada pengembangan integrasi sistem pembayaran non tunai pada moda transportasi dan area wisata di kawasan DPSP Danau Toba, serta pengembangan ekosistem digitalisasi berbasis kawasan yang mencakup keterpaduan dari hulu ke hilir guna mewujudkan sistem keuangan digital yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan.
Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan terjadi akselerasi optimal terhadap transaksi keuangan digital di Kawasan Danau Toba, seiring dengan ketersediaan kanal pembayaran non-tunai yang semakin merata. Digitalisasi di sektor pariwisata bukan hanya mendorong efisiensi transaksi, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi digital daerah, meningkatkan daya saing destinasi, serta mendukung visi Sumatera sebagai poros digital pariwisata nasional.



