Buah Manis Sinergi Pengendalian Inflasi di Aceh Tengah
Tekanan inflasi yang tinggi menjadi ujian bagi Kabupaten Aceh Tengah pada 2024, khususnya pada periode Februari hingga Juni. Meski menjadi salah satu sentra utama penghasil pangan strategis, tingkat inflasi di Aceh Tengah selalu tertinggi di Provinsi Aceh. Selain faktor seasonal permintaan terutama pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), faktor cuaca yang tak menentu juga berdampak pada kelancaran distribusi pasokan yang menjadi penyebab tingginya biaya pengangkutan komoditas pangan.
Merespons hal tersebut, pemerintah daerah bersama TPID konsisten melakukan berbagai langkah strategis pengendalian inflasi, diantaranya pelaksanaan operasi pasar murah di beberapa titik dan menjalankan sidak pasar untuk memastikan terkendalinya harga bahan pangan di pasar. Berbagai program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) termasuk Gerakan menanam juga digiatkan untuk meningkatkan produksi. Demikian pula halnya dengan kolaborasi khususnya antara pemerintah daerah dan pihak swasta yang dijalin untuk memastikan kelancaran pasokan pangan strategis. Selain itu, upaya pengoptimalan produksi khususnya pada periode panen raya juga terus dilakukan khususnya untuk komoditas hortikultura. Hal ini secara gradual mampu memberikan dampak positif terhadap inflasi di Aceh Tengah pada semester kedua 2024.
Meski tingkat inflasi telah dapat dikendalikan, berbagai langkah strategis pengendalian inflasi perlu terus dilanjutkan, menimbang sejumlah tantangan yang masih akan terus dihadapi. Berbagai program GNPIP diharapkan menjadi garda depan dari upaya tersebut, diantaranya melalui perluasan dan optimalisasi pemanfaatan teknologi pertanian (smart argiculture). Tak kalah pentingnya adalah upaya membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah lain untuk menjamin pasokan komoditas pangan. Program tersebut dijalankan melalui dukungan fasilitasi distribusi pangan, utamanya berupa subsidi ongkos angkut yang akan menjaga harga keekonomian komoditas pangan yang diperdagangkan.