Resiliensi Konsumsi Masyarakat Bangka Belitung di Tengah Konsolidasi Industri Timah
Di Negeri Serumpun Sebalai, timah menjadi cerminan denyut kehidupan masyarakat. Selama bertahun-tahun, timah menjadi salah satu urat nadi perekonomian yang telah menyokong kehidupan masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung. Pada Triwulan II 2024, lapangan usaha industri pengolahan tercatat memiliki kontribusi 20,18% terhadap perekonomian Kepulauan Bangka Belitung. Timah tidak hanya menjadi komoditas mineral tambang, namun lebih dari itu merupakan bagian dari industrialisasi di Sumatera. Dalam rancangan teknokratik RPJMD 2025-2029, industri logam dasar merupakan bagian dari penguatan industri strategis yang mendukung peningkatan kompleksitas produk industri yang lebih berdaya saing.
Dalam perkembangan terakhir, industri timah dihadapkan pada sejumlah dinamika yang menuntut adanya konsolidasi. Dinamika di industri timah disikapi secara positif sebagai bagian penataan tata kelola yang akan semakin memperkuat pengembangan industri strategis logam dasar. Namun, dalam jangka pendek terdapat dampak yang cukup signifikan dari penutupan smelter timah maupun PHK karyawan. PHK tidak saja terjadi pada karyawan smelter timah, namun juga terimbas ke karyawan di industri kelapa sawit yang tergabung dalam satu holding company. Kinerja lapangan usaha industri pengolahan Bangka Belitung mencapai titik terendah pada Triwulan I dan II 2024 dengan tumbuh masing-masing sebesar 1,01% dan 1,03% (yoy), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan akhir 2023 sebesar 4,00% (yoy).
Di tengah dinamika di industri timah yang masih berlanjut, konsumsi domestik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terindikasi cukup resilien. Hal ini turut menjadi faktor konsumsi domestik tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung pada Triwulan I dan II 2024. Pada Triwulan II 2024, komponen konsumsi rumah tangga sendiri masih tumbuh 2,98% (yoy), meski lebih moderat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,37% (yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Triwulan II 2024 tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 1,87% (yoy).
Kinerja konsumsi rumah tangga di Bangka Belitung pada Semester I 2024 turut ditopang oleh sejumlah temporary booster. Momentum Pemilu menjadi temporary booster yang menopang konsumsi rumah tangga, di tengah periode seasonal HBKN Idul Fitri, serta perayaan keagamaan lainnya seperti Tahun Baru Imlek dan perayaan Cheng Beng. Selain itu, dari sisi pendapatan masyarakat juga terdapat topangan dari kenaikan gaji ASN dan penyaluran THR 100%. Disamping itu, juga terdapat indikasi adanya ekspansi usaha ke sektor perkebunan dan perikanan yang memiliki peluang baik. Lada, hasil tangkapan laut, serta kelapa sawit dan karet menjadi penopang usaha masyarakat yang sebelumnya banyak bergantung pada industri timah.
Pengembangan sektor pariwisata juga menjadi harapan baru, dengan dukungan potensi alam yang ada di tanah Negeri Serumpun Sebalai. Keindahan alam dan laut yang mempesona, keragaman dan keunikan kuliner, serta produk ekonomi kreatif, memberikan potensi Kepulauan Bangka Belitung sebagai salah satu daerah tujuan utama sektor pariwisata nasional. Sektor pariwisata diharapkan juga menjadi sumber pembukaan lapangan kerja baru yang sangat dibutuhkan saat ini, termasuk dalam rangka menjaga resiliensi daya beli dan konsumsi masyarakat.