STIMULASI KOPI UNTUK MENDORONG PEREKONOMIAN SUMATERA

Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat digemari oleh sebagian besar orang. Bagaimana tidak, lebih dari satu miliar orang di dunia mengkonsumsi kopi setiap hari, setara dengan konsumsi sebanyak 2.25 miliar gelas kopi per hari nya1. Saat ini, kopi tidak hanya di konsumsi oleh generasi Baby Boomers, melainkan juga sebagian besar Generasi Milennial dan Generasi Z.

Besarnya pasar penikmat kopi merupakan potensi penggerak perekonomian suatu negara. Menurut United States Department of Agriculture – Foreign Agriculture Service, per tahun 2024,  Indonesia dengan share 6% merupakan negara keempat penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil (share 37%), Vietnam (share 17%), dan Colombia (share 8%)2. Lebih jauh, pasar kopi global diperkirakan akan terus bertumbuh dari 269,27 miliar USD pada tahun 2024 menjadi 369.46 miliar USD pada tahun 2030, dengan mempertimbangkan perkembangan demografi dan gaya hidup generasi muda3.

Melihat potensi pasar global tersebut, Indonesia dengan produksi kopi hingga 760.200 ton dimana Sumatera sebagai penghasil kopi terbanyak4, serta punya peran penting dalam pasokan kopi dunia (BPS, 2023). Sebagian besar pasokan kopi Sumatera berasal dari Sumatera Selatan sebagai provinsi penghasil kopi terbesar (share 37%), diikuti Lampung (share 19%), Sumatera Utara (share 16%), Aceh (share 13%), Bengkulu (share 9%), Jambi (share 3%), dan Sumatera Barat (share 2%).

Dalam kaitan pasokan global kopi dari indonesia, ekspor kopi Sumatera ke berbagai belahan dunia pada triwulan I 2025 tumbuh 176% dibandingkan triwulan I 2024[1]. Ekspor kopi Sumatera terbesar ke Amerika Serikat, Malaysia, Rusia, Jerman, serta Jepang dan Tiongkok.

Keberhasilan pulau Sumatera dalam menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan tidak terlepas dari dukungan luasan lahan dan elevasinya sehingga mampu menghasilkan varietas kopi yang unggul. Selain itu, adanya off-taker komoditas kopi yang menghubungkan dari hulu ke hilir serta ketersediaan akses pembiayaan, turut menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Bank Indonesia berinisiatif mengambil peran untuk menstimulasi model bisnis perdagangan kopi secara end to end. Melalui sinergi dengan pakar di bidang pertanian dan perkebunan, Bank Indonesia berupaya meningkatkan produksi domestik petani kopi melalui capacity building implementasi Good Agricultural Practices (GAP) untuk memenuhi European Union Deforestation Regulation (EUDR) guna memastikan keberlangsungan ekspor kopi di pasar Eropa. Lebih lanjut, Bank Indonesia juga melakukan penguatan kelembagaan petani/ Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) melalui pembentukan badan hukum untuk memperkuat kapasitas produksi, pembukuan keuangan, serta pembiayaan dari Perbankan. Bagi kelompok petani berbadan hukum yang berpotensi, Bank Indonesia dapat mengamplifikasi tingkat produksi melalui bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan).

Tidak berhenti di hulu, Bank Indonesia juga menstimulasi sektor hilir perdagangan kopi melalui kemitraan dengan komunitas kopi dengan menciptakan aktivitas bersama yang dapat memperluas wawasan masyarakat umum mengenai kopi, antara lain membuka kompetisi Barista, Roaster, Cup Tester, Cupping Sessions, dan Sensory Bootcamp di tingkat regional.

Bank Indonesia bersama off-taker juga mengidentifikasi petani kopi yang dapat menghasilkan kualitas unggul (Specialty Coffee) untuk selanjutnya dilakukan scoring oleh Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI). Melalui fungsi Bank Indonesia sebagai Investor Relation Unit (IRU), kopi unggul tersebut diikutsertakan dalam pameran kopi bertaraf internasional seperti World of Coffee untuk mendapatkan eksposur international dengan harapan dapat menemukan calon pembeli dari seluruh penjuru dunia.

Melalui model bisnis pengembangan strategis tersebut, Bank Indonesia berperan nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di tengah permintaan global yang tinggi dan penguatan permintaan domestik, peningkatan produksi kopi secara jangka panjang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada umumnya, dan khususnya kesejahteraan petani, pedagang dan pelaku usaha lain dalam setiap rantai nilainya .

Referensi:

  1. https://www.coffeedasher.com/coffee-consumption-statistics/#coffee-consumption-by-country
  2. https://www.fas.usda.gov/data/production/commodity/0711100
  3. https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/coffee-market
  4. Badan Pusat Statistik, Statistik Kopi Indonesia 2023

[1] Ekspor Kopi Sumatera tahun 2024 mencapai 254 ribu ton dengan nilai transaksi mencapai 1,35 miliar USD.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments