Masihkah Ekspor Menjadi Tulang Punggung Ekonomi Sumatera?

Dinamika perekonomian Sumatera sangat berkaitan erat dengan kinerja perdagangan global yang secara tidak langsung mencerminkan pergerakan ekspor dan impor. Pangsa kinerja eksternal Sumatera (ekspor dan impor) pada tahun 2024 mencapai 12,9%% terhadap perekonomian, dengan Tiongkok, India dan Amerika sebagai negara mitra dagang utama. 

Pada tahun 2024, angka BPS mencatat kinerja net ekspor Sumatera tumbuh sebesar 4,26% (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,68% (yoy). Pertumbuhan yang lebih terbatas terlihat jika dibandingkan dengan pertumbuhan net ekspor pada tahun 2022 sebesar 12,79%. Adanya pertumbuhan yang terbatas dipengaruhi oleh gejolak politik global sejalan dengan kondisi ekonomi Tiongok yang tumbuh melambat. Selain itu, pertumbuhan terbatas dapat tercermin dari penurunan pangsa ekspor Sumatera menuju Tiongkok dari 28,67% di tahun 2023 menuju 25,39% di tahun 2024. Sementara, pangsa ekspor ke negara mitra dagang utama lainnya seperti India dan Amerika relatif meningkat.  

Dibalik penurunan permintaan yang terjadi, terdapat sebuah kesempatan yang dapat diambil. Penurunan permintaan Tiongkok terhadap ekspor Sumatera memberikan kesempatan bagi Sumatera untuk menjajaki kesempatan baru dalam bertransaksi dengan negara lain. Dapat dilihat melalui pangsa ekspor, penurunan pangsa yang terjadi pada ekspor Sumatera menuju Tiongkok ternyata tertutupi dengan peningkatan pangsa ekspor Sumatera menuju India dan ASEAN. Pangsa ekspor riil Sumatera menuju India dan ASEAN masing-masing meningkat dari 20,37% dan 21,10% di tahun 2023 menjadi 21,86% dan 23,97% di tahun 2024. Peningkatan pangsa tersebut memberikan gambaran adanya substitusi penyerapan penurunan ekspor dari Tiongkok menuju negara mitra dagang lainnya. 

Komoditas perdagangan utama dan unggulan dari wilayah Sumatera merupakan produk dari industri pengolahan. Komoditas tersebut adalah Crude Palm Oil (CPO) dan manufaktur. Pergerakan produksi kedua komoditas tersebut sangat dipengaruhi oleh permintaan global, terutama Tiongkok, sebagai bahan baku dari banyak produk turunan negara tersebut. Permintaan terhadap komoditas utama wilayah Sumatera dapat tertekan jika Tiongkok, sebagai pembeli utama, mendapatkan pembatasan perdagangan oleh Amerika terhadap banyak barang turunan dari CPO dan manufaktur. 

Maka dari itu, implementasi tarif oleh Amerika dapat memiliki dampak positif terhadap ekspor Sumatera. Sebelum diterbitkannya berita mengenai implementasi dari tarif, terdapat peningkatan dari ekspor Sumatera menuju Amerika dari 12% di tahun 2023 menuju 13,28 di tahun 2024. Probablitias terjadinya lonjakan peningkatan pangsa ekspor Sumatera menuju Amerika sangat tinggi di tahun 2025. Melalui analisis Product Similarity Index (PSI) dan Revealed Symmetric Comparative Advantage (RCSA) dapat diketahui bahwa Sumatera memiliki tingkat kemiripan dan kompetitif barang ekspor yang tinggi dibandingkan dengan Vietnam dan Tiongkok, terutama untuk produk ekspor utama Sumatera yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Timah. Maka dari itu, produk ekspor Sumatera memiliki kesempatan yang tinggi untuk menggantikan permintaan global terhadap ekspor Vietnam dan Tiongkok setelah dilaksanakannya implementasi tarif kepada negara tersebut. 

Ditambah pergerakan dollar yang menguat terhadap seluruh mata uang, menurunkan harga dari produk ekspor Sumatera yang berdampak pada peningkatan permintaan. Analisis telah dilakukan dalam menelisik dampak yang dapat diberikan oleh penguatan dollar terhadap ekspor Sumatera dengan menggunakan tekik ECM. Hasil dari analisis memberikan dampak yang sangat signifikan. Baik dalam bentuk jangka panjang dan jangka pendek, 1% penguatan dollar dapat meningkatkan ekspor sebesar 0,32% dalam jangka panjang dan 0,42% dalam jangka pendek. Model yang digunakan juga dapat menjelaskan pergerakan ekspor dengan sangat baik sebesar 64% dalam jangka panjang dan 44% dalam jangka pendek. 

Dinamika pergerakan ekonomi global yang terjadi sangat menguntungkan terhadap prospek ekspor Sumatera. Tingginya RSCA dan PSI serta dampak positif yang diberikan oleh apresiasi dollar memberikan kesempatan peningkatan ekspor Sumatera yang tinggi. Mempertimbangkan peningkatan tersebut, peran ekspor dalam menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera akan semakin signifikan. Maka dari itu, optimisme pertumbuhan ekonomi yang Sumatera yang tinggi dapat terus di pertahankan menuju tahun 2025. 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments